Minggu, 23 Januari 2011

Kompor Ethanol dari Bekas Kaleng Minuman Ringan

Bahan & Alat :
  • 2 buah kaleng minuman ringan bekas yang masih utuh, ukuran + 330 ml, bersihkan dengan air, lap hingga kering
  • Paku pin
  • Marking pen / Spidol OHP (anti air)
  • Cutter
  • Penggaris
  • Gunting
Bahan bakar:
  • Alkohol 70% atau Alkohol 95% atau Methylated blue (spirtus)
Note: Walaupun diameter dinding kaleng minuman ringan umumnya sama, tapi diameter tonjolan lingkaran alasnya seringkali berbeda. Diketahui ada 2 jenis diameter, keduanya dapat dipergunakan, tapi pilih jenis diameter yang sama untuk kedua bahan kaleng.
Note: Pembuatan yang digambarkan disini menggunakan kaleng dengan diameter tonjolan 48mm, yang lebih banyak ditemukan sampahnya. (Pocari Sweat, Coca-Cola, Fanta, Greensand, dll.)
  1. Buang pin pembuka yang ada di bagian atas kaleng agar kaleng dapat berdiri tegak saat dibalikkan.Balikkan kaleng.
  2. Pada bagian bawah kaleng beri tanda dengan marking pen sebanyak 24 titik yang melingkar di luar tonjolan lingkaran alas, dengan jarak yang sama antara titik
Menandai kaleng burner
Gambar 2: Menandai kaleng burner
  1. Lubangi alas kaleng pada titik yang telah dibuat dengan menggunakan paku pin. Prosesnya dapat ditekan dengan tangan atau dipukul ringan dengan palu. (kami memukul paku pin dengan menggunakan gagang cutter)
Melubangi burner
Gambar 3: Melubangi burner
  1. Dengan menggunakan cutter, buang bagian “mangkok” alas kaleng. Caranya dengan menggerat mengikuti jalur dinding dalam tonjolan perlahan-lahan. Jangan sampai dinding dalam tonjolan ikut terpotong.
Note : Bagian pengerjaan ini cukup lama karena mangkok alas agak tebal dibandingkan bagian dinding. Tapi dengan kesabaran, setelah belasan kali mengitari geratan, mangkok akan terbuka dengan mudah hanya dengan tekanan jari, dan hasilnya jauh lebih rapi daripada dipaksa dengan cutter. Hasil yang tidak rapi dapat menyebabkan kebocoran pada saat kompor dinyalakan.
Memotong kaleng burner
Gambar 4: Memotong kaleng burner
Membuka mangkok burner
Gambar 5: Membuka mangkok burner
  1. Pada tempat yang datar, berdirikan lagi kaleng dengan bagian bawah ada dibawah. Ukur sepanjang + 27 mm dari bawah kaleng. Beri tanda dengan menggunakan marker pen.
Mengukur dimensi kaleng sekitar 25 - 30 mm
Gambar 6: Mengukur dimensi kaleng sekitar 25 - 30 mm
  1. Ganjal marker pen dengan menggunakan gunting (atau apa saja), hingga ujungnya berada setinggi tanda hasil pengukuran. Tahan dengan tangan sedemikian agar tak bergerak. Putarkan kaleng perlahan hingga seluruh dinding kaleng tertandai secara sama rata pada ketinggian yang diukur.
Menandai kaleng dengan marking pen
Gambar 7: Menandai kaleng dengan marking pen
  1. Gerat (iris) hasil garisan tanda tadi dengan cutter secara perlahan hingga seluruh dinding kaleng terkitari. Ulangi lagi – dengan sabar – hingga beberapa kali tapi jangan ditekan keras. Setelah ada sedikit bagian yang terbuka, hentikan. Lanjutkan cukup dengan tekanan jari. Bagian ini dinamai ‘Burner’.
Note : Cara ini menghasilkan hasil potong yang rapi. Bukan berarti tidak bisa dengan cara cepat (langsung ditembus cutter), tapi pemotongan langsung akan membuat hasil potong keriput atau penyok, bahkan bisa mengakibatkan gagal potong.
Mengiris kaleng dengan cutter
Gambar 8a: Mengiris kaleng dengan cutter
Mengiris kaleng dengan cutter
Gambar 8b: Mengiris kaleng dengan cutter
Menekan kaleng untuk membuka irisan
Gambar 8c: Menekan kaleng untuk membuka irisan
  1. Ambil kaleng kedua. Seperti pada langkah no.5 & no.6, tandai kaleng dengan marking pen. Kali ini 3 cm (30mm) dari bagian bawah kaleng.
  2. Gerat (iris) hasil garisan seperti pada langkah no.7. Setelah 2 atau 3 putaran, dapat dipotong langsung dengan cutter, asal hati-hati jangan memotong keluar dari yang sudah ditandai. Tekuk tekuk sekeliling dinding hasil potongan ini secara merata dengan menggunakan ibu jari ke arah dalam. Tekukan ini dimaksudkan agar pada saat di dimasukkan ke bagian atas, lebih mudah. Jangan terlalu dalam karena akan menutupi lubang keluar gas. Bagian ini dinamai ‘Fuel Cup
Note : Langkah ini tidak perlu bila menggunakan sistem Slit* Note : Maaf fotonya gak fokus.
Fuel cup
Gambar 9: Fuel cup
  1. Dari sisa kaleng pertama (karena sisa potongannya lebih rapi), buat tanda seperti pada langkah no.5 dan no.6. Kali ini setinggi 3,5cm (35mm). Gunting kaleng secara vertikal, lalu membelok mengikuti tanda yang telah dibuat. Setelah selesai, ukur dan potong seperti tampak pada gambar. Perhatikan 3 lubang yang harus dibuat. Bagian ini dinamai ‘Inner Wall’. Lingkarkan dan sambungkan Inner Wall pada bagian Slit* (ingat, ini untuk diameter tonjolan 48mm)
Dimensi inner wallGambar 10a: Dimensi inner wall
Memotong sisa kaleng untuk dijadikan inner wall
Gambar 10b: Memotong sisa kaleng untuk dijadikan inner wall
Mengukur & membuat inner wall
Gambar 10c: Mengukur & membuat inner wall
Inner wall
Gambar 10d: Inner wall
  1. Susun Burner, Inner Wall, dan Fuel Cup. Masukkan Inner Wall pada cerukan tonjolan dalam Burner. Lalu pasangkan Fuel Cup dalam Burner. Rapatkan hingga Inner Wall masuk pada cerukan tonjolan Fuel Cup. Kompor selesai.
Bagian kompor telah siap disusun
Gambar 11a: Bagian kompor telah siap disusun
Susunan kompor
Gambar 11b: Susunan kompor
Kompor alkohol generik telah selesai dibuat
Gambar 11c: Kompor alkohol generik telah selesai dibuat
  1. Masukkan Alkohol (semurni mungkin) atau spirtus ke lubang besar tengah kompor. Nyalakan dengan menggunakan korek. Di tempat yang terang, api pembakaran alkohol atau spirtus tidak terlihat, tapi sebenarnya menyala. Selalu rasakan hangatnya dengan tangan terlebih dahulu untuk memeriksa api

Kamis, 20 Januari 2011

Pembuatan Biogas dari Kotoran Ternak

Permintaan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) dunia dari tahun ketahun semakinÿ meningkat, menyebabkan harga minyak melambung. Pemerintah berencana menaikkan lagi harga minyak untuk mengurangi sudsidi yang harus ditanggung oleh APBN. Yang menjadi pertanyaan adalah jika BBM mahal, apakah kita tidak bisa hidup tanpa menggunakan bahan bakar minyak tersebut. Ternyata tidak demikian. Sumber energi alternatip telah banyak ditemukan sebagai pengganti bahan bakar minyak, salah satunya adalah Biogas.
Teknologi biogas sebenarnya bukan sesuatu hal yang baru. Berbagai negara telah mengaplikasikan teknologi ini sejak puluhan tahun yang lalu seperti petani di Inggris, Rusia dan Amerika serikat. Sementara itu di Benua Asia, India merupakan negara pelopor dan pengguna biogas sejakÿ tahun 1900 semasa masih dijajahÿ Inggris, negara tersebut mempunyai lembaga khusus yang meneliti pemanfaatan limbah kotoran ternak yang disebut Agricultural Research instututeÿ dan Gobar Gas Research Station, Lembaga tersebut pada tahun 1980 sudah mampu membangun instalasi biogas sebanyak 36.000 unit. Selain negara negara tersebut diatas, Taiwan, Cina, Korea juga telah memanfaatkan kotoran ternak sebagai bahan baku pembuatan biogas.
Jika kitaÿ menggantungkan terus pada Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Gas sebagai energi utama tanpa mencari alternatip lain maka beban hidup akan semakin berat terutama masyarakat kecil pedesaan padahal ada alternatip yang mudah dengan membuat biogas dari kotoran ternak. Pemerintah sudah saatnya mengalokasikan sebagian dari pengurangan subsidi BBM untuk mengembangkan biogas dari kotoran ternak keseluruh pelosak pedesaan.
kompor_biogas
Gambar: Kompor gas dari pengolahan kotoran sapi
Sudah saatnya pula kita berfikir dan berusaha mengembangkan kreatifitas untuk mengembangkan energi alternatip dari kotoran ternak, karena sudah banyak hasil penelitian ilmiah yang berhasil. Kegiatan yang harus kita lakukan sekarang adalah mengaplikasikan hasil penelitian tersebut untuk kepentingan masyarakat. Usaha ini juga harus didukung dengan mengubah pola pikir masyarakat untuk menerima kehadiran teknologi baru.
HASIL SAMPINGAN TERNAK
Ternak sapi, kerbau, kuda, ayam petelur, kambing banyak dipelihara oleh masyarakat pedesaan sebagai usaha sampingan selain bercocok tanam. Limbah dari usaha tersebutÿ berupa limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku dan lain lainnya. Volume dan jenis limbah tergantung pada jenis dan banyaknya ternak yang dipelihara. Feses, urine, sisa makanan yang merupakan limbah utama dari ternak selama ini oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pemanfaatan Limbah ternak selama ini belum optimal, karena sebelum kotoran ternak itu dijadikan pupuk organik terlebih dahulu dapat diproses untuk menghasilkan biogas dimana gas itu dapat digunakan untuk memasak menggantikan minyak tanah ataupun gas LPG.ÿ
Disisi lain, peternakan juga menjadi penyebab timbulnya pencemaran air, bau tak sedap, mengganggu pemandangan dan bahkan sebagai sumber penyakit. Kita ingat belum lama ini dengan timbulnya wabah flu burung. Dengan adanya teknologi biogas seluruh permasalahan lingkungan akibat pencemaran dapat dikurangi.
PRINSIP PEMBUATAN BIOGAS
Prinsip pembuatan biogas adalahÿ adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas.
Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55øC, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel : Komposisi biogas (%) kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisaÿÿ pertanian
Jenis gas
Biogas
Kotoran sapi
Campuran kotoran + sisa pertanian
Metan (CH4)
65,7
54 - 70
Karbon dioksida (CO2)
27,0
45 - 57
Nitrogen (N2)
2,3
0,5 - 3,0
Karbon monoksida (CO)
0
0,1
Oksigen (O2)
0,1
6,0
Propena (C3H8)
0,7
-
Hidrogen sulfida(H2S)
-
sedikit
Nilai kalor (kkal/m2)
6513
4800 - 6700
Sumber: Harahap, dkk (1978)
MEMBANGUN INSTALASI BIOGAS
Bangunan utama dari instalasi biogas adalah Digester yang berfungsi untuk menampung gas metan hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri. Jenis digester yang paling banyak digunakan adalah model continuous feeding dimana pengisian bahan organiknya dilakukan secara kontinu setiap hari. Besar kecilnya digester tergantung pada kotoran ternak yamg dihasilkan dan banyaknyaÿ biogas yang diinginkan. Lahanÿ yang diperlukan sekitar 16 m2. Untuk membuat digester diperlukan bahan bangunan seperti pasir, semen, batu kali, batu koral, bata merah, besi konstruksi, cat dan pipa prolon.
untitled
Gambar: Unit pengolahan kotoran sapi menjadi biogas
Lokasi yang akan dibangun sebaiknya dekat dengan kandang sehingga kotoran ternak dapat langsung disalurkan kedalam digester. Disamping digester harus dibangun juga penampung sludge (lumpur) dimana slugde tersebut nantinya dapat dipisahkan dan dijadikan pupuk organik padat dan pupuk organik cair.
Setelah pengerjaan digester selesai maka mulai dilakukan proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2. Setelah digester penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.
Oleh : Putra Jaya,S.Pd.,M.T.

Rabu, 12 Januari 2011

Teknologi Bioethanol

Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama molase.
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian.
Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.
Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:
Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup.
Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:
Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
Pengaturan pH optimum enzim
Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)
Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum.
Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.
Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
PERALATAN PROSES
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
Peralatan penggilingan
Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
External Heat Exchanger
Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
Tangki Penampung Bubur
Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor
Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
Boiler, termasuk system feed water dan softener
Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting
Tangki penyimpan air hangat, termasuk pompa dan pneumatik
Pompa Utilitas, Kompresor dan kontrol
Perpipaan dan Electrikal
Peralatan Laboratorium
Lain-lain, termasuk alat-alat maintenance

Sumber : Migas Indonesia-Online

Rabu, 24 November 2010

Memahami Karakter Rekan Kerja


Memahami Karakter Rekan Kerja

Berkecimpung di dunia karier tentu tak lepas dari hubungan dengan rekan kerja dengan beragam karakter. Bagaimana mengenali dan mengatasi perbedaan karakter-karakter tersebut dan apakah anda sudah siap menghadapinya? 

Kehidupan adalah interaksi antar-beragam pribadi, kebudayaan dan pola pikir. Termasuk di dunia kerja. Tanpa interaksi antar-karyawan di dalamnya, mustahil sebuah institusi bisa bergerak dan maju. Nah, dalam hal interaksi di kantor, setiap karyawan pasti bertemu dan berhadapan dengan karyawan lain dengan bermacam karakter atau tabiat yang tentu berbeda-beda pula. Dan untuk menghadapinya, tentu dibutuhkan keahlian tersendiri.
Kemampuan memahami dan menghadapi aneka karakter ini juga bisa menentukan keberhasilan Anda di dunia kerja. Pemimpin sebuah perusahaan, misalnya, dituntut mampu menghadapi berbagai macam karakter manusia yang ada di perusahaannya. Tanpa kemampuan ini, mustahil ia bisa mengelola perusahaan dengan baik. Atau seorang staf bagian pemasaran yang harus bertemu dengan beragam orang dengan beragam karakter. Jika ia tak mampu menghadapi perbedaan ini, jangan harap produk yang ia tawarkan akan dilirik orang.

Sebenarnya, jika kita renungi lebih dalam, memahami dan mengolah perbedaan karakter manusia tidaklah terlalu sulit. Syaratnya, kita harus memahami seni memimpin dan berkomunikasi yang tepat. Tentu, kita tak harus menempuh pendidikan formal untuk itu. Bukan jaminan, seorang yang berlatar belakang pendidikan bidang komunikasi, lantas akan ahli berkomunikasi pula, jika ia tak pernah aktif mempraktikkannya. Atau kita harus belajar psikologi dulu untuk dapat memahami berbagai macam karakter orang. Tidak, bukan? Semua kembali pada diri kita. Kalau kita merasa perlu belajar mengenal berbagai macam perbedaan karakter atau tabiat orang, tidak salahnya kita serius mempelajarinya.
Salah satu hal penting yang harus kita perhatikan dalam memahami karakter orang di sekitar kita, atau dalam hal ini rekan kerja, adalah jangan memberi judgment atau cap negatif kepada seseorang. Misalnya, mencap seorang sebagai bawel, hanya karena ia banyak bicara. Padahal, kita tak pernah tahu, bahwa ia ternyata seorang yang jago menjalin komunikasi dengan relasi bisnis dan kliennya.
Kuncinya adalah berpikir positif (positif thinking), sekalipun terhadap sisi lemah seseorang. Seperti kita tahu, semua orang tentu memilliki dua sisi, yaitu sisi kelemahan dan sisi kekuatan. Nah, agar kita bisa memahami aneka karakter di lingkungan kerja, di bawah ada beberapa tips yang patut disimak:
1. Pahami orang lewat kepribadiannya
Ketika harus menilai seseorang, nilailah kepribadiannya secara utuh. Kepribadian bisa dicermati dari beberapa hal, misalnya dari perkataan, tindakan/tingkah laku, maupun perbuatannya. Yang penting, jangan hanya melihat seseorang dari luar atau secara selintas saja. Ketika bertemu rekan kerja yang pendiam, serius, dan bidang kerjanya menganalisa data, jangan lantas menganggapnya sebagai tidak komunikatif. Atau menganggap rekan kerja yang berpenampilan santai sebagai tidak cekatan atau tidak serius dalam pekerjaannya. Belum tentu, lho.
Jadi, jangan menilai seseorang dari ‘kulit luarnya’ saja. Terkadang, kita keliru menilai orang karena kita tak pernah menilai mereka secara menyeluruh. Sebelum membuat penilaian, ada baiknya Anda melakukan pendekatan lebih dulu dengan mereka. Ngobrol bisa menjadi salah satu cara. Juga, lihat pula kinerjanya. Jangan menganggap orang yang “heboh” pasti tak becus bekerja. Siapa tahu, bidang kerjanya ternyata memang menuntutnya untuk banyak “bicara.”
2. Cobalah berempati
Tentu, Anda pernah mendengar kata empati. Empati artinya adalah kemampuan untuk memahami dan mengerti pendapat serta perasaan orang lain tanpa Anda merasa ikut hanyut dalam perasaan itu sendiri. Memahami perasaan dan pemikiran orang lain memang hal yang sulit. Jangankan orang lain, terkadang untuk memahami perasaan dan pemikiran diri sendiri saja Anda belum mampu, kok.
Jika Anda memang orang yang mudah diajak berdiskusi atau dimintai pendapat untuk menyelesaikan suatu permasalahan (problem solver), berarti Anda bisa disebut berempati.
Mendengar keluhan orang lain, dalam hal ini rekan kerja, membuat kita semakin banyak mengenal masalah yang harus dihadapi dengan jiwa besar. Jadi banyak manfaat jika kita berempati terhadap rekan kerja. Setidaknya Anda menjadi peka dengan berbagai macam masalah yang timbul di lingkungan kerja Anda. Melalui empati, Anda juga akan tahu persis, bagaimana karaker rekan kerja Anda yang sebenarnya.
3. Bersikap fleksibel
Tak dapat dipungkiri, kita hidup dalam beragam komunitas. Kemampuan beradaptasi atau menyesuaikan diri dalam suatu komunitas, biasa disebut dengan fleksibilitas. Di dunia kerja, Anda pun dituntut untuk lebih fleksibel. Keterampilan memahami perbedaan manusia menjadi sangat penting jika Anda merasa menjadi bagian dari suatu komunitas kerja.
Banyak keuntungan yang bisa Anda peroleh jika Anda berusaha untuk menyesuaikan diri. Ini artinya, Anda sudah mampu membaca situasi di tempat kerja. Sesuatu yang mampu membuat Anda bertahan lama di suatu perusahaan adalah kemampuan membaca situasi atau lingkungan.
4. Memberi saran yang efektif
Kritik adalah salah satu mekanisme dalam membangun hubungan kerja. Apalagi di lingkungan kerja yang memiliki banyak sekali karakter. Untuk memberi saran kepada rekan kerja, Anda harus tahu betul bagaimana karakter rekan Anda itu. Juga, pilihlah waktu yang tepat. Berikan saran ketika orang yang dituju siap menerimanya. Juga perlu diingat, sebisa mungkin hindari saran yang bersifat meremehkan. Berikan saran sebanyak mungkin, namun jangan sampai melebihi beban agar orang yang kita beri saran dapat mudah mencerna apa yang kita sampaikan.
Pesan yang Anda sampaikan harus fokus, jangan dicampur-aduk, sehingga malah membuat orang bingung. Jangan menyampaikan pesan yang bersifat ganda. Pesan yang terinci dan jelas adalah yang paling efektif dan mudah dimengerti orang. Yang paling penting adalah memberikan saran yang sifatnya membangun (positif). Ini jauh lebih berarti ketimbang mengritik tanpa menawarkan solusi. Dengan demikian, orang pun akan senang jika Anda memberikan masukan atau saran yang positif, terlebih demi kemajuan karier atau bisnisnya.
5. Pelajari budaya perusahaan
Anda harus menyadari bahwa bertemu dengan banyak orang tentu juga berarti bertemu dengan banyak sifat dan karakter. Tapi, jangan menganggap perbedaan karakter sebagai sesuatu yang dapat menghambat laju karier. Jadi, jangan langsung berkecil hati ketika Anda tahu betapa sulitnya memahami karakter seseorang dalam waktu singkat.
Belajar memahami karakter orang memang tidak selalu bisa dilakukan dengan cepat. Asal Anda menyadari bahwa perbedaan karakter merupakan hal biasa dalam hidup, dengan sendirinya, Anda kelak juga akan terbiasa berada di lingkungan yang memiliki banyak perbedaan. Selain mempelajari karakter rekan kerja, budaya perusahaan di mana Anda bekerja pun harus Anda pelajari juga.

6. Kuncinya, mengontrol emosi

Tak perlu mengeluh ketika rekan kerja kurang peduli lingkungan di sekitar tempat kerja. Atau jangan langsung marah ketika atasan tanpa basa-basi menegur kinerja Anda selama ini. Kunci untuk menghadapi karakter yang beraneka ragam adalah dengan mengontrol emosi. Dengan mengontrol emosi, Anda tidak akan mudah terbawa emosi. Anggaplah perbedaan sebagai tantangan besar yang harus Anda lewati. Tanpa tantangan, Anda akan bosan karena tidak menemukan sesuatu yang membuat diri Anda ‘belajar’ memahami keadaan.


Senin, 22 November 2010

Tips Mengatasi Kejenuhan Bekerja

Pada dasarnya otak manusia selalu membutuhkan stimulasi dan tantangan. Hal ini yang menjadikan kita bersemangat mengerjakan tugas baru, karena otak bekerja untuk mengatasi tantangan yang diberikan. Setelah kita menguasai tugas baru tersebut, antusiasme kita kerap turun, timbul rasa jenuh karena otak secara otomatis hanya tinggal mengulang saja. Karenanya, jadikan jenuh sebagai alarm/tanda untuk segera mencari stimulasi baru di pekerjaan, memancing kreativitas dan menggali kesempatan pengembangan diri Anda.
Berikut ini beberapa saran hal-hal yang dapat Anda perhatikan, dan dapat coba diterapkan untuk mengatasi Jenuh:
1. Temukan hal-hal yang baru terus menerus.
Bisa mulai dengan hal-hal sederhana seperti merubah lay-out meja kerja, mengganti penampilan dan gaya busana, atau meminta tugas-tugas atau tanggung jawab baru pada atasan. Bertemulah dengan orang-orang baru. Perbanyak senyum, dan berinteraksilah dengan orang-orang di sekitar Anda, baik atasan, rekan kerja maupun bawahan dengan cara dan semangat baru.
2. Terus belajar
Kita perlu memuaskan keinginan otak akan informasi baru dengan mempelajari hal-hal baru. Pelajari hal-hal baru dalam pekerjaan. Jika memungkinkan, ajukan permintaan untuk mengikuti pelatihan atau kursus. Belajar akan meningkatkan rasa percaya diri dan kesanggupan kita untuk melakukan tugas yang lebih menantang
3. Kreatif dan Proaktif
Cari ide-ide segar untuk memperindah pekerjaan Anda atau memberikan masukan untuk tim kerja. Buat juga target kerja yang jelas dan menantang, dan jika Anda berhasil mencapai target, beri ‘hadiah’ pada diri Anda sendiri. Selain itu, meskipun ada prosedur dalam bekerja, jangan lupa memberi ‘sentuhan pribadi’ dalam pekerjaan. Jangan menunggu dan merespons hanya saat mendapat penugasan dari atasan.
4. Alokasikan waktu untuk diri sendiri.
Pedoman ‘hidup untuk kerja’ akan mudah memicu kebosanan. Lakukan kegiatan yang Anda sukai sebelum berangkat kerja, seperti mendengarkan musik, berolahraga untuk menciptakan mood positif sebelum mulai bekerja. Jika perlu ambil liburan atau cuti untuk memanjakan diri sendiri.
(experd consultant).
Kembali Ke Atashttp://www.wonosari.com/arsip-forum-f78/tips-mengatasi-kejenuhan-dalam-bekerja-t6233.htm

Senin, 08 November 2010

Salam SUMELEH

SUMELEH ADALAH SUATU KETOLOLAN KALAU PASIF
OLEH: Kiai Pager Rasa
Kita sering mendengarkan bahwa jika seseorang mengalami masalah atau hal yang berat, dan akhirnya mereka atau orang yang di sekitar mereka akan mengatakan atau memberikan nasehat untuk pasrah saja pada yang di Atas. Atau juga pasrah pada Tuhan saja. Hal ini terus diterjemahkan tidak usah melakukan apa-apa dan tidak usah untuk repot. Pendapat demikian menjadi umum.
Apakah memang harus demikian adanya bahwa kepasrahan yang pasif demikian menjadikan manusia menjadi bodoh dan tidak bertanggung jawab. Pasrah demikian adalah pasrah yang tidak berkawruh atau tidak mengerti alias tolol.
Pasrah atau Sumeleh pada Gusti Allah dalam arti yang sebenarnya adalah menjadi manusia yang aktif dan penuh inovatif akan rencana Gusti Allah. Bukan malah diam atau seolah-olah dianggap tidak terjadi apa-apa, itu adalah kecenderungan yang berakibat manusia menjadi manusia yang penuh dengan ketololan.
Maka hendaklah Sumeleh/Pasrah Kesaning Gusti Allah artinya pada saat kita, Sumeleh dijadikan kekuatan karena sandaran pada Gusti Allah. Dan inilah saatnya kita untuk “Sendika Lan Nyuwun Dawuh” tentang apa yang akan diberikan oleh Gusti Allah untuk kita.
Janganlah menganggap Gusti Allah akan memberikan misi atau tugas yang besar-besar dan rumit, kita akan diberi yang kecil dulu baru yang besar. “Hendaklah kamu setia dari hal kecil, maka kamu akan setia pada hal yang besar”
Hal kecil adalah hal yang kita akan jalankan setia hari, mungkin kita akan hanya disuruh untuk bangun pagi, tidur tepat waktu, mandi, makan, jalan, dan banyak lagi. Barulah akan ada hal besar. Dari situlah maka kita baru layak disebut Manusia Mistik
“Manusia Mistik yang sebenarnya adalah Sumeleh pada Kehendak Gusti Allah.Kehendak Gusti Allah adalah supaya manusia hidup dan tetap hidupHidup adalah menghidupi orang lainMenghidupi adalah membuat manusia lain menjadi benarBenar adalah Bertemu dengan Gusti Allah.”